Surat terbuka untuk Presiden + Potret keterpurukan bangsa ini.
Setiap saya melihat para pejabat lain, dengan mobil mewah, rumah mewah, fasilitas jauh lebih dari cukup namun masih saja terus terusan menuntut agar lebih disejahterakan lagi. Aneh sekali pak, mereka bahkan tertidur saat membahas nasib kami: rakyatnya. Jika sudah begitu pak, otak saya seperti flash back tanpa diminta...
Beberapa bulan yang lalu, ada anak yang bunuh diri karena tidak bisa sekolah, Sesudahnya ada seorang bapak yang harus menggendong mayat anaknya karena tak ada uang untuk menguburkannya. Lalu ada nenek2 yang meninggal karena kelaparan. Banyak yang hidup hanya dengan dua ratus ribu perbulan. Ada yang nyaris di bakar hidup2 hanya karena mencuri nasi. Ada yang dihukum puluhan tahun karena mencuri karena terhimpit alasan ekonomi. Pernahkah bapak mendengar tentang mereka? semntara para koruptor kakap itu akan segra dibebaskan bahkan hanya dalam setahun dua tahun karena bapak beri grasi dan remisi untuk alasan yang saya sulit mengerti..hhh Padahal... mereka telah memakan habis uang kami, uang untuk beras kami, uang untuk susu anak anak kami, uang untuk para nelayan, uang untuk para petani, uang untuk sekolah sekolah yang nyaris roboh, uang untuk pelajar 2miskin disekita kami, uang untuk layaann kesehatan bagi kami...
Mereka makan uang itu,di bawa istri2 mereka ke negri kincir angin atau kangguru, hanya untuk beli parfum atau baju baru. Mereka habiskan di pembicaraan bisnis di lapangan golf, dan villa2 mewah di tanah beratus hektar denagn sawit tumbuh beribu2 untuk menyejahterakan cucu mereka
Hhh.. Belum lagi bom itu, bom tiga kilo itu, yang dengan alasan takut mengeluarkan terlalu banyak uang jika di tarik maka bom tiga kilo itu tetap bapak biarkan menghantui saudara saudara saya...membnuh mereka satu persatu..
O ya pak lalu bagaimana dengan negara tetangga yang sama sekali tak punya tenggang rasa itu, Massya allah pak, saya sudah sgt geram, tapi bingung pada siapa, pada mereka, atau bapak? atau malah dua duanya? kenapa bapak diam saja? bicaralah pak, marahlah pak, bertindaklah pak... Sipadan, ambalat, ligitan dan kini pulau bintan. Kenapa bapak biarkan mereka memperkosa wilayah2 kita??!! Reog, wayang, batik, pendet, tari pring, angklung, lagu lagu nusantara, naskah naskah kuno nusantara..satu eprsatu di claim, di exploitasi mereka, dan bapak diam saja...
Kemarin petugas perairan kita di tembaki, di tangkap dan diperlakukan seperti pencuri, itupun bapak dan jajaran mentri masih takut bertindak, melihat hal ini setengah hati..geram kami dibuatnya pak..geram sekaliii..
Belum lagi saudara 2 sebangsa saya yang dikirim ke sana, yang bapak dan para pejabat lain juluki devsia negara karena memberikan sumabngan bsar bagi negara, mereka disana, di cambuk, di aniaya, sampai menemui ajalnya sampai gila, melahirkan di penjara, dicocor senapan dikepala, bahkan sebntar lagi 345 dari mereka akan segra dihukum mati disana...tapi tetap, bapak masiiih diam saja... Rasanya sakiit sekali pak, di anggap rendah , di anggap murah... Kami memang kecewa, kami memang lelah, tapi kami pantang meyerah kalah. Apa yang bapak takutkan?? marahlah, teriakkanlah kebenaran dengan lantang dan kami, dua ratus empat puluh juta rakyata indonesia akan berdiri di sana, tepat di belakang bapak...
65 tahun sudah pak.. Kami sungguh sangat ingin benar benar merdeka, kami telah begitu rindu untuk benar benar merdeka dan berdaulat... maka sekali lagi, jangan diam saja...jangan kecewakan kami, sungguh begitu bapak bersumpah dengan kitab suci itu maka telah kami sematkan harapan itu di pundakmu... bertindaklah pak..sekarang juga!!
padang, 23 agustus 2010
sumber : dari
sini