Aqidah terbagi menjadi 3, yaitu :
1. Aqidah Agamis
Pembagian aqidah ini dilihat dari segi nilai nilai dasar keagamaanya. Aqidah agamis tidak hanya mengkaji hal hal yang bersifat nyata saja. Tapi, aqidah agamis juga mengkaji hal hal yang bersifat tidak nyata atau ghaib. Jadi, di dalam aqidah agamis keberadaan malaikat, jin, dan setan dapat diakui walaupun hal tersebut tidak dapat atau tidak bisa dibuktikan dengan akal pikiran manusia, tidak seperti aqidah saintifik dan aqidah filosofis yang lebih mengutamakan rasio atau akal manusia. Jadi, aqidah agamis adalah aqidah yang bersifat pasti dan tidak akan berubah ubah karena didalam aqidah agamis tidak ada sebuah penelitian ilmiah untuk membuktikan kebenarannya yang mana seperti pada aqidah saintifik yang harus dibuktikan kebenarannya terlebih dahulu, jika kemudian ternyata teori tersebut terbukti tidak benar, maka teori tersebut akan runtuh (tidak dapat dipakai lagi).
Secara garis besar aqidah agamis terbagi lagi menjadi tiga, yaitu :
a. Diwahyukan dan dijaga
Contoh dari aqidah ini adalah islam. Islam adalah agama yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Islam bukan hanya ditujukan sebagai agama untuk suatu kaum tertentu saja, seperti agama-agama yang pernah diwahyukan Allah kepada nabi-nabi terdahulu. Di dalam al-qur’an Allah telah berjanji akan menjaga dan memelihara agama islam, tidak seperti agama agama yang pernah Allah wahyukan kepada nabi-nabi terdahulu yang telah banyak terkontaminasi oleh orang orang yang tidak bertanggung jawab.
b. Diwahyukan dan berubah
Contohnya bisa kita lihat pada agama Kristen. Nama semulanya adalah nasrani dengan kitab sucinya injil. Tapi, setelah terbunuhnya (yang mereka kira) nabi Isa, oleh orang romawi namanya diubah menjadi Kristen dan mereka pun banyak mengubah ubah isi dari injil tersebut.
c. Tidak diwahyukan (berdasarkan pemikiran manusia)
Dalam hal ini, banyak sekali paham paham ketuhanan yang telah dibuat oleh manusia, salah satu diantaranya yaitu, paham ateisme. Pada paham ateisme, mereka tidak mengenal (tidak percaya) adanya tuhan. Mereka lebih mengedepankan atau mempercayai akal pikiran mereka sendiri.
2. Aqidah saintifik
Pada aqidah saintifik segala sesuatunya baru dapat dipercayai jika telah melalui beberapa serangkaian tes atau percobaan. Jika pada suatu saat teori tersebut terbukti salah atau tidak benar, maka teori tersebut akan runtuh dengan sendirinya dan tidak dapat dipakai lagi.
Pada aqidah saintifik, hal hal ghaib tidak bisa diterima karena hal tersebut tidak bisa dibuktikan dengan rasio akal manusia. Contoh : teori Darwin, karena tidak terbukti maka teori tersebut gugur
3. Aqidah Filosofis
Filosofis berasal dari kata filsafat yang artinya, pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan konsep dasar dari apa yang dicita-citakannya. Jadi aqidah fiosofis berasal dari para pemikir pemikir.
Jika pada aqidah saintifik bersifat materialism, yaitu segala sesuatunya harus nyata atau dapat dibuktikan dengan akal pikiran. Maka, pada aqidah filosofis ia bersifat metafisis yaitu dapat menerima hal hal yang tidak dapat dibuktikan akal manusia. Contoh dari aqidah filosofis adalah keinginan para pemikir filsafat untuk mengetahui hal hal yang berhubungan dengan metafisis (hakikat kehidupan)
*
Komponen diri manusia ada empat, yaitu :
1. Nyawa
Maksudnya adalah ketika ruh sudah berada di dalam tubuh (jasad) manusia. Ruh pertama kali berada pada jasad manusia saat dia masih berada dalam rahim ibunya (kandungan) dengan adanya nyawa ini, maka manusia dapat melakukan segala aktivitas untuk menunjang kehidupannya.
2. Hati
Nabi Muhammad pernah bersabda “di dalam tubuh manusia ada segumpal daging, jika daging tersebut baik maka baiklah ia seluruhnya, jika ia buruk maka buruklah ia seluruhnya” daging yang dimaksud adalah hati. Jika hati manusia telah rusak (dipenuhi dengan sifat jelek, seperti : dengki, buruk sangka, iri dll) maka kehidupannya tidak akan merasa tentram walaupun ia adalah seorang yang kaya. Berbeda dengan orang yang selalu menjaga hatinya dari sifat sifat tidak baik. Walaupun ia hidup serba kekurangan ia akan senantiasa selalu merasakan ketentraman dalam hidupnya.
Untuk selalu meningkatkan kualitas hati, maka kita harus selalu menjaga setiap perkataan dan perbuatan kita dari hal hal yang tidak baik, selalu perbanyak ibadah kepada Allah swt.
3. Akal
Manusia diberi akal agar ia dapat membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik. Tanpa akal, manusia akan kesulitan menjalankan kehidupannya. Untuk selalu meningkatkan kualitas dari akal tersebut, akal harus diisi dengan kegiatan kegiatan yang bersifat positif seperti diskusi dan belajar agar akal dapat dilatih ketajamannya.
4. Nafsu
Nafsu adalah keinginan manusia untuk berbuat atau melakukan sesuatu, contohnya nafsu makan. Nafsu makan muncul ketika manusia merasa lapar, tapi setelah ia merasa kenyang maka perlahan lahan nafsu makan tersebut akan hilang.
Terkadang, akal dapat dikalahkan oleh nafsu. Misalnya, jika tiba tiba muncul keinginan untuk memiliki handphone baru, jika kita tidak dapat memanage nafsu dengan baik maka kita akan melakukan segala cara untuk mendapatkan handphone tersebut, tidak peduli dengan cara yang halal atau pun tidak halal. Jika kita bisa mendapatkannya dengan cara yang baik, seperti bekerja atau menabung, maka kita telah berhasil mengalahkan nafsu tersebut. Tapi, bila kita berusaha mendapatkannya dengan cara yang tidak baik, seperti mencuri maka akal kita telah dikalahkan oleh nafsu.
Untuk menjaga nafsu kita tersebut, maka kita harus terbiasa berpuasa. Karena dengan berpuasa kita akan merasa lemas dan karena kita merasa lemas maka kita tidak punya energy untuk melakukan hal hal yang tidak baik.
Ada suatu riwayat mengatakan, nafsu itu pernah diikat dengan rantai selama seribu tahun, tapi ia masih dapat bertahan. Kemudian, nafsu itu dibakar selama seribu tahun, ia masih tetap dapat bertahan juga. Lalu, nafsu diletakkan ditempat yang paling dingin selama seribua tahun juga, dan ia masih tetap dapat bertahan. Dan pada akhirnya ketika ia tidak diberi makan dan minum, belum sampai seribu tahun ia sudah menyerah.